DOKTRIN (KEBENARAN?)TRINITAS/
TRITUNGGAL[1]
I.
Pendahuluan
Adalah kata ‘pengikut Al-Masih’ dalam kitab-kitab
teologi menggambarkan tentang keyakinan Trinitas (Tuhan Bapa, Rahul
Kudus, dan Yesus Kristus) dan permasalahan- permasalahan yang mendasar yang
bersumber pada akidah mereka. Tidak adanya dalil dari para pengikut Masih atas
keyakinan mereka, sementara mereka mengklaim diri mereka telah menyakini monoteisme,
dengan pengertian satu dalam kemajemukan. Apakah kesatuan dalam
pengertian ini, berhak ada pada zat Tuhan. Sementara independen (kemandirian)
terlepas pada zat-Nya dan tidak bertentangan dengan argumentasi akal?
Konsep trinitas bersumber pada ajaran
kitab Injil yang diragukan keasliannya, disebabkan bukanlah kitab ‘Samawi’
(bersumber pada wahyu Allah Swt), namun kitab injil tersebut ditulis dan
disusun setelah Al-Masih diangkat oleh Allah atau setelah penyalibannya menurut
perkiraan orang-orang nasrani. Dan masuknya konsep Trinitas pada agama Nasrani
setelah kepergian Al-Masih dan para pengikutnya.
Seorang Yahudi yang bernama Paulus yang mengajarkan
ajaran nasrani tersebut, dengan klaim bahwa Al-Masih telah menyatu dalam
dirinya, dan ia berkewajiban menjalankan dakwah kepada seluruh masyarakat. Dia
juga menyatakan bahwa Isa sebagai tebusan dosa manusia setelah penyalibannya.
Adapun syariat, bukanlah suatu kewajiban bagi orang-orang selain Yahudi. Mr.
Louis, seorang cendikiawan nasrani menyatakan: “Penjasadan adalah kata dari
rahasia-rahasia Tuhan, yang akal tidak mampu untuk menalarnya. Namun tidaklah
bertentangan dengan argumentasi akal.
Dan didalam Al-Qur’an Al-Karim telah
menerangkan tentang akidah yang diselewengkan tersebut, Allah Swt berfiman: “Orang-orang Yahudi
berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih
itu putera Allah”. Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka
meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka ,
bagaimana mereka sampai berpaling?
makalah ini penulis akan mencoba mengupas
tentang kebenaran doktrin trinitas atau tritunggal. Apakah doktrin tritunggal/
trinitas diajarkan dalam kitab perjanjian lama dan perjanjian baru?
Mengutip sekilas dari the encyclopedia
of religion menuliskan: “para teolog dewasa ini setuju bahwa al Kitab Ibrani
(perjanjian lama) tidak memuat doktrin tentang tritunggal.
II.
Rumusan Masalah
a. terkait dengan trinitas maka
timbul pertanyaan siapa pelopor pertama kali trinitas (tritunggal),kapan dan
dimana serta apa artinya?
b. apakah tritunggal diajarkan dalam perjanjian lama dan perjanjian
baru?
c. bagaiamana respon qur’an (islam) terhadap trinitas (tritunggal) dan
pengakuan kristiani terhadap yesus sebagai tuhan?
d. bagaimana contoh dialog kesaksian alkitab berkenaan dengan trinitas
yang dilontarkan oleh orang- orang kristiani atau orang- orang non kristiani?
III.
Pembahasan
a. terkait dengan trinitas maka timbul
pertanyaan siapa pelopor pertama kali trinitas (tritunggal),kapan dan dimana
serta apa artinya?
Karena Tertullian adalah orang
Berber dan bekerja sebagai pengacara atau yuri di pengadilan Kartage (Kartago),
Afrika Utara, maka tentu saja, istilah "Trinitas" lahir di Kartage,
Afrika Utara. Banyak orang nampaknya tidak pernah mengira bahwa istilah
"Trinitas" lahir dari bangsa Berber di Kartage, Afrika Utara dan
salah kira dengan mengira istilah "Trinitas" berasal dari Yunani.
Istilah Trinitas itu
dimunculkan Tertullian sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan audiensnya
pada saat itu, mengingat hujjah (apologetika) tidak pernah lepas dari konteks
sosial dan konteks theologis yang ada di sekitar si apologet (hujjatul iman).
Tertullian menggunakan istilah "Trinitas" dalam makna Τρεις
υποστάσεις, ομοουσιος 'Trīs hupostasīs homoūsios' 'Tiga Sifat, Satu Dzat' atau
"3 esensi, satu substansi" untuk menjelaskan ke-Esa-an Tuhan, yaitu
bahwa substansi (Dzat) Tuhan itu satu, satu Dzat Tuhan Yang Maha Esa itu
memiliki tiga sifat pokok (esensi). Penyederhanaan berlebihan terhadap konsep
Tuhan tersebut nampaknya diperlukan untuk kondisi masyarakat yang dihadapi oleh
Tertullianus. Namun, perlu kami katakan bahwa metode penjelasan tersebut tidak
berlaku untuk segala konteks.
Konsep Tertullian tidak
diterima oleh umat Al Masih Timur, meski istilah "Trinitas" itu
sendiri tidak dipermasalahkan. Faktor penolakkannya nampaknya berada pada
konteks: konteks umat Al Masih Timur berbeda dengan konteks yang dihadapi oleh
Tertullian. Umat Al Masih Timur memahami ungkapan kias "Bapa, Anak, Dzat
Sang Kudus" dalam makna: Allah, IlmuNya (esensiNya), dan
Dzat-Nya (substansi-Nya) adalah satu Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti, makna
istilah "Trinitas" bagi umat Al Masih Timur adalah bahwa Allah,
IlmuNya, dan DzatNya bukanlah tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan saja, yaitu
Allah yang bersubstansi Dzat dan yang beresensi (bersifat Dzatiyah) Ilmu.
Tertullian menggunakan istilah
"Trinitas" pada sekitar tahun ±200 Masehi atau ±125 tahun (±1¼ abad)
sebelum berlangsungnya konsili Nicea). Tertullian selaku pencetus istilah
"Trinitas" itu sendiri tidak pernah menghadiri konsili Nicea, karena
sudah wafat pada tahun 220 M (105 tahun sebelum konsili Nicea). [2]
Trinitas adalah sebuah doktrin
yang hanya dikenal dalam teologi Kristen. Dalam teologi Kristen difahami hanya
ada satu Allah. Tapi dalam satu hakikat Allah tersebut terdapat tiga pribadi
yang sama kekal dan sepadan. Namun berbeda dalam pribadi.[3]
Dalam perjanjian baru
ditemukan bukti adanya anak & roh kudus yang memiliki kualitas keillahian
yang sama dengan bapa. 3 pribadi illahi yang berdampingan & saling
menguatkan satu sama lain dalam satu hakikat Allah yang esa. Doktrin trinitas
tidak berhenti dengan adanya 3 pribadi illahi tetapi berakhir pada ke esaan
dari ketiga pribadi illahi tapi berakhir pada ke esaan dari ketiga pribadi
illahi dalam hakikat Allah.
”percayalah kepadaku bahwa Aku di dalam bapa dan
bapa di dalam Aku”. (Yohanes, 14:11)
Meski demikian tidak ditemukan secara langsung yang
menyatakan bahwa “Allah adalah yesus” atau “Allah adalah Ruh Kudus”. Yang ada
hanyalah Tuhan dalam diri Yesus.[4]
b. apakah tritunggal diajarkan dalam
perjanjian lama dan perjanjian baru?
The Encyclopedia of Religion
menuliskan: “para teolog dewasa ini setuju bahwa Alkitab Ibrani (perjanjian
lama) tidak memuat doktrin tentang Tritunggal”.
New Catholic Encyclopedia
mengakui: Doktrin Tritunggal tidak diajarkan dalam perjanjian lama”.
Imam Jesuit Edmund Fortman dalam bukunya The Triune God
juga mengakui: “perjanjian lama…tidak secara tegas ataupun samar-samar memberi
tahu kepada kita mengenai Allah Tiga Serangkai yang adalah Allah, Anak dan Roh
Kudus…bahkan mencari di dalam “perjanjian lama” keasan-kesan atau gambaran di muka atau “tanda-tanda terselubung’ mengenai
Trinitas dari pribadi-pribadi, berarti melampaui kata-kata dan tujuan dari para
penulis tulisan-tulisan suci”
Bernhard lohse dalam A short History of Christian Doctrine
menegaskan: sejauh ini menyangkut perjanjian baru, seseorang tidak menemukan di
dalamnya doktrin Tritunggal yang actual”.
Professor E. Washburn Hopkins dari Universitas Yale
menekankan: “bagi yesus dan paulus doktrin tritunggal jelas tidak dikenal;…
mereka tidak mengatakan apa-apa mengenai itu”. (Origin and Evolution of
Relegion).
Sejarawan Arthur Weigall menyatakan: “ yesus kristus tidak
pernah menyebutkan perwujudan demikian, dan di manapun dalam perjanjian baru
tidak terdapat kata ‘Tritunggal’. Gagasannya baru diterima oleh gereja tiga
ratus tahun setelah kematian Tuan kita”. (The Paganism in Our Christianity).
Jadi, dari ke-39 kitab ibrani perjanjian lama, maupun ke-27 kitab Yunani
Kristen Perjanjian Baru, seluruh pasal dan ayat- ayat Alkitab sama sekali tidak
ada yang memuat ajaran yang jelas mengenai Doktrin Tritunggal/Trinitas![5]
c. bagaiamana respon qur’an (islam) terhadap
trinitas (tritunggal) dan pengakuan kristiani terhadap yesus sebagai tuhan?
Tanggapan Al- Qur’an terhadap trinitas
Q.S Al- Maidah : 17
17. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah itu ialah Al masih putera Maryam". Katakanlah:
"Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah,
jika Dia hendak membinasakan Al masih putera Maryam itu beserta ibunya dan
seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?". kepunyaan Allahlah
kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sesungguh ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa as. Dari Tuhannya adalah
Tauhid yang juga dibawa oleh semua rasul. Aqidah tauhid masih terus hidup
sepeninggal al-Masih as. Di kalangan murid- murid & pengikutnya. Salah satu
injil dari sekian injil yang banyak yaitu injil bernabas yang menceritakan
tentang Nabi Isa & mensifatinya sebagai Rasul Allah. Kemudian terjadi
perselisihan diantara mereka. Sebagian mengatakan bahwa Isa al –Masih adalah
Rasul seperti halnya Rasul- rasul lain. Tapi sebagian lain mengatakan bahwa dia
adalah putra Allah kareana dia tidak berayah tapi tetap juga sebagai makhluk
Allah. Dan sebagian lagi menyatakan bahwa al- Masih adalah putra Allah, bukan
makhluk & dia memiliki sifat Qadim “maha dahulu” sebagaimana bapa
Ayat 17 tersebut secara jelas
membedakan dzat Allah yang maha suci tabi’at, kehendak & kekuasaan-Nya.
Dengan dzat Isa 4 dzat ibunya. Allah yang Mahasuci adalah Esa dan segala
sesuatu selainnya adalah makhluk. Demikianlah tampak jelas aqidah islam
manakala dibandingkan dengan kepercayaan segolongan ahli kitab.
Pada ayat 18 mereka beranggapan bahwa Allah mempunyai hubungan kebapakan
dalam suatu bentuk kebapakan walau bukan secara fisik maka bisa saja secara
ruhani. Bagaimanapun bentuk kebapakan yang mereka maksud, maka hal itu menodai
aqidah tauhid & mengaburkan perbedaan yang pasti antara uluhiyah dan
ubudiyah.
Orang- orang Yahudi dan Nasrani mengaku sebagai anak-anak
Allah dan kekasih-kekasinya, sehingga Allah tidak akan menyiksa mereka karena
dosa-dosa mereka dan mereka tidak tidak akan masuk nereka kecuali sebentar
saja. Padahal Allah adalah Tuhan yang Maha adil.[6]
Q.S al-
Maidah :72-73
72.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah
ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
73.
Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah
seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari
Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu,
pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
Sesungguhnya siapapun yang mensyari’atkan Allah dengan sesuatu baik itu
malaikat, manusia, bintang atau mereka menganggap sesuatu yang ia seru itu
dapat mendatangkan manfaat atau menolak bahaya atau dia menjadikan sekutu itu
sebagai sebagai pembawa syafaat yang dapat mempengaruhi irodah & ilmu Allah
dan menyebabkan Allah melakukan sesuatu di luar yang sudah dia ketahui
sebelumnya. Allah benar- benar telah mengharamkan mereka masuk surge.
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang menyatakan bahwa Allah merupakn
salah satu dari 3 oknum. Bapak yaitu pelahir yang diperkenankan, anak yang
tidak diperkenankan bukan pelahir dan istri yang diikutkan antara keduanya.
Ada tiga faham
yang berbeda di kalangan Nasrani :
1.
Bahwa Tuhan adalah salah
satu dari 3 oknum
2.
Bahwa Allah adalah al-Masih
Putra Maryam
3.
Bahwa al-Masih adalah anak
Allah bukan Allah
Apabila mereka tidak berhenti meninggalkan perkataan ereka tentang Allah
adalah salah satu dari 3 oknum dan tidak segera kembali pada tali Tauhid, maka
mereka pasti ditimpa siksaan hebat pada hari kiamat kelak.[7]
Karena Firman-Nya Allah, yaitu Ilmu-Nya Allah atau Akal-Budi Allah itu
pasti dikandung dalam Dzat Hakekat Allah sendiri, berarti jika itu dinyatakan
atau diucapkan keluar dari Allah, maka seolah-olah dilahirkan sebagai Anak dari
Pikiran Allah tadi, padahal keluar-Nya dari Allah itu tanpa awal maupun akhir
secara kekal. Itulah sebabnya Firman Allah disebut Anak Allah yang kekal.
Meskipun Allah itu secara biologis tak beranak maupun diperanakkan. Ini
disebabkan, karena Allah sebagai asal-usul dan tempat beradanya Firman itu
disebut Bapa. Sedangkan Roh Allah - yaitu prinsip kehidupan dan kuasa Allah -
yang ada di dalam hakekat Allah yang satu bersama Firman itu disebut Roh Kudus.
Jadi dalam Iman Kristen, Roh Kudus bukanlah nama malaikat Jibril, namun Roh Allah sendiri. Malaikat Jibril adalah ciptaan dari Roh Kudus ini juga, sebab malaikat Jibril itu diberi hidup oleh Allah melalui rohNyainijugasebagaimanamakhluk-makhluklainnya.
Karena Allah itu Esa, yaitu Bapa tadi, maka haruslah memang Firman-Nya (Anak) itu berasal dari dan berdiam di dalam Allah yang Esa, yaitu Bapa ini. Demikian pula Roh-Nya pun harus keluar dari dan berdiam dalam Bapa yang Esa ini. Dengan demikian Keesaan Allah terjaga. Karena memang Allah itu Satu, Esa, tiada tandingan atau sekutu bagi-Nya. Jadi Tritunggal Maha Kudus adalah Allah yang Esa (Sang Bapa) yang memiliki dalam Dzat-Hakekat-Nya yang Esa Firman yang kekal (Anak) dan Roh yang kekal (Roh Kudus) yang melekat satu di dalam diri-Nya yang Esa itu. Jadi istilah Tritunggal itu bukan mengenai jumlah Allah, namun mengenai keberadaan di dalam diri Allah yang Esa tiada berbilang, dan satu tiada bandinganitu.
Iman Kristen tidak percaya adanya allah yang lebih dari satu karena Allah itu Esa menurut Alkitab. Jadi Tritunggal bukanlah tiga ilah seperti yang dikatakan dalam ayat Al~Qur'an berikut ini:
Jadi dalam Iman Kristen, Roh Kudus bukanlah nama malaikat Jibril, namun Roh Allah sendiri. Malaikat Jibril adalah ciptaan dari Roh Kudus ini juga, sebab malaikat Jibril itu diberi hidup oleh Allah melalui rohNyainijugasebagaimanamakhluk-makhluklainnya.
Karena Allah itu Esa, yaitu Bapa tadi, maka haruslah memang Firman-Nya (Anak) itu berasal dari dan berdiam di dalam Allah yang Esa, yaitu Bapa ini. Demikian pula Roh-Nya pun harus keluar dari dan berdiam dalam Bapa yang Esa ini. Dengan demikian Keesaan Allah terjaga. Karena memang Allah itu Satu, Esa, tiada tandingan atau sekutu bagi-Nya. Jadi Tritunggal Maha Kudus adalah Allah yang Esa (Sang Bapa) yang memiliki dalam Dzat-Hakekat-Nya yang Esa Firman yang kekal (Anak) dan Roh yang kekal (Roh Kudus) yang melekat satu di dalam diri-Nya yang Esa itu. Jadi istilah Tritunggal itu bukan mengenai jumlah Allah, namun mengenai keberadaan di dalam diri Allah yang Esa tiada berbilang, dan satu tiada bandinganitu.
Iman Kristen tidak percaya adanya allah yang lebih dari satu karena Allah itu Esa menurut Alkitab. Jadi Tritunggal bukanlah tiga ilah seperti yang dikatakan dalam ayat Al~Qur'an berikut ini:
171. Wahai
ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah
kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384]
yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai
anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah
menjadi Pemelihara.
[383]
Maksudnya: janganlah kamu mengatakan Nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai yang
dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
[384]
Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat
kun (jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.
[385]
Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
Tritunggal adalah Allah Yang Esa itu sendiri yang dalam Dzat-Hakekat-Nya
memiliki Kalimat dan Ruh yang kekal tanpa awal maupun akhir. Dan bukan pula
Allah itu "salah seorang dari yang tiga" atau "yang ketiga
daripada yang tiga" seperti yang dikatakan dalam ayat Al~Qur'an di bawah
ini, karena Allah itu hanya satu-satunya dan yang pertama dalam diri-Nya yang
Esa yang memiliki Kalimat dan Roh kekal;
” 73. Sesungguhnya kafirlah orang- orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih “. (al Qur’an al Maidah :73)[8]
” 73. Sesungguhnya kafirlah orang- orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih “. (al Qur’an al Maidah :73)[8]
d. bagaimana contoh dialog kesaksian alkitab berkenaan dengan trinitas
yang dilontarkan oleh orang- orang kristiani atau orang- orang non kristiani?
Yohanes 1 : 1
“ pada mulanya adalah firman; firman itu bersama- sama dengan Allah
dan firman itu adalah Allah”
Klaim
Trinitarian : pada frase terakhir ayat ini menyatakan bahwa firman {yang
mengacu pada yesus} itu adalah Allah. Bukankah itu berarti Yesus sama dengan
Allah?
Jawab: Istilah
kata “Allah/allah” dalam Alkitab merupakan padanan kata elohiym (Ibrani), theos
(yunani), God (inggris). Sebagai
catatan: dalam bahasa Ibrani [teks asli kitab, perjanjian lama] tidak ada
pembedaan huruf besar- kecil. Jadi Allah dan allah sama saja, tidak ada
bedanya. Istilah “allah” [elohiym/ theos] dalam Alkitab bisa berarti dua macam
makna.[9]
Menurut Prof.
Dr. M.M al-A’zami, mengutip dari pendeta Great St. Mary, Cambridge,
pada konferensi the Modern Churchmen di Oxford, 1967, Canon Hugh Montefiore,
berbicara tentang yesus. Isinya ;”weimer menyiitir satu nukilan dari Table-Talk
di mana Luther menyatakan bahwa kristus berzina tiga kali, pertama dengan
perempuan di sumur, kedua dengan Mary Magdalena, dan ketiga dengan perempuan
yang diambil dari perzinaan, “yang dia lepaskan begitu saja. Dengan demikian,
kristus yang begitu suci telah berzian sebelum meninggal.” “
Dalam Matius 26
20-21 sementara
yesus makan [hidangan paskah] bersama dengan dua belas muridnya petang itu, dia
berkata, “seorang dari kalian akan menyerahkan aku kepada musuh-musuhku.”[10]
Sekilas wacana
yang sang menggelitik tentang moral seorang tuhan yang serupa dengan sifat
manusia.
IV.
kesimpulan
dapat kami simpulkan bahwa faham Trinitas yang selama ini dipercaya oleh
kebanyakan orang-orang Nasrani bawa yesus adalah Tuhan. Setelah melakukan
tela’ah dengan merujuk hujjah al- Qur’an maupun kitab injil dan meminjam
pemikiran-pemikiran dari beberapa pastur, kesimpulannya bahwa yesus bukan Tuhan
tapi di dalam diri yesus bersemayam ruh bapak (itu dilihat dari kitab injil
yang sudah rekonstruksi mereka), ”percayalah kepadaku bahwa Aku di dalam
bapa dan bapa di dalam Aku”. (Yohanes, 14:11)
Penutup
Sekian yang dapat pemakalah sampaikan sedikit uraian mengenai Trinitas
dalam bentuk makalah yang sederhana. Harapan pemakalah semoga memberikan
pencerahan buat para pembaca khususnya penulis pribadi. Besar harapan saya agar
diberikan kritik yang membangun, untuk kesempurnaan tulisan selanjutnya.
Kemudian salah dan khilaf dalam isi makalah ini, kami aturkan maaf dan ada
manfaatnya semata-mata semua hidayah dari sang maha sempurna (Allah swt). Salam
V.
Daftar Pustaka
Hasyim Muhammad.
Kristologi Qur’ani. ( Pustaka Pelajar: Jakarta, 2005)
Ahmad Mustafa
al-Maragy. Terjemah Tafsir al-Mumaragy Vol. VI. (Toha Putra: Semarang, 1987)
Sayyid Kutub.
Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Vol. 5. (Gema insane Press: Jakarta. 2002)
Donald Frans.
Menjawab Doktrin Tritunggal. (Borobudur Indonesia Publishing: ---------.2008)
http:///www. trinitas/trinitas-siapa-kapan-dimana-terkait.html
Al-
A’zami, M, M( diterjemahkan; solihin, sohirin, dkk). The Historis of The
Qur’anic Text. (Gema insane; Jakarta. 2005)
[1] Makalah yang dibuat oleh Lutfiyah(084211019) dan M.
Siswoyo, AS(084211020) semester VI, jurusan Tafsir Hadis untuk memenuhi tugas
mata kuliah Nushus Qur’an, dengan dosen
pengampu bapak Mundhir, M.Ag.
[2] http:///www.
trinitas/trinitas-siapa-kapan-dimana-terkait.html
[3] Hasyim Muhammad.
Kristologi Qur’ani. ( Pustaka Pelajar: Jakarta, 2005).hal.125
[4]
Ibid,hal.126-130
[5] Donald Frans.
Menjawab Doktrin Tritunggal. (Borobudur Indonesia Publishing: ---------.2008)hal.
XIX-XXII
[6] Sayyid Kutub. Tafsir
Fi Zhilalil Qur’an Vol. 5. (Gema insane Press: Jakarta. 2002).hal.301-305
[7] Ahmad Mustafa
al-Maragy. Terjemah Tafsir al-Mumaragy Vol. VI. (Toha Putra: Semarang, 1987).hal.
197-297
[9]
Donald Frans.Opcit.hal. 1-2
[10] Al- A’zami, M, M( diterjemahkan;
solihin, sohirin, dkk). The Historis of The Qur’anic Text. (Gema insane;
Jakarta. 2005).hal. 299-300
Tidak ada komentar:
Posting Komentar