GURU
PROFESIONAL MENJULANG HASIL
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis telah
panjatkan atas kehadirat Allah SWT sang Pencipta alam semesta, manusia, dan
kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan tema “Guru Yang
Berhasil” yang sederhanaini
dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan
makalah ini tidaklain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata
kuliah Etika dan Profesi Guru serta
merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Demikian pengantar yang dapat
penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya penulis hanyalah seorang
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanya milik Allah Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunnnya masih
jauh dari kata sempurnaAkhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik
ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan
sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca,
dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ulum
Tanjungpinang. Amien ya Rabbal
‘alamin.
Tanjungpinang, 09Januari 2012
Salam penulis
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
jaman sekarang dan yang akan datang ketersediaan sumberdaya alarn yang
rnelimpah tidak banyak menentukan kemajuan suatu masyarakat dan bangsa, tetapi
faktor kualitas perorangan dan kelompok masyarakat itu sendiri yang menentukan
kemajuan (McRae, 1995). Apalagi dengan adanya kecenderungan globalisasi
dan transparansi informasi, orang dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi
dari belahan dunia manapun. Kehidupan menjadi Saling tergantung satu sama lain,
rentan terhadap perubahan yang terjadi di luar prediksi dan lebih kompetitit.
Untuk dapat meraih sukses di dalam karir dan kehidupan, seseorang memerlukan
sejumlah kualitas pribadi sebagai modal dasar yang sesuai dengan ni kompetisi
yang menuntut kualitas di satu sisi, dan kerjasarna di sisi lain (Suharnan.,
1997, 2006).
Adapun
batasan masalah dalam pemaparan kami yang dapat kami angkat antaralain adalah:
a. Pengertian guru yang berhasil
b. Konsep guru yang berhasil
c. Syarat dan ciri-ciri guru yang
berhasil
BAB II
GURU YANG BERHASIL
Guru adalah seorang “pendidik”,
pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing
(Ramayulis,1982:42) “coba spesifikasikan lagi tentang seorang pendidik!”,
baiklah, pendidik tidak sama dengan pengajar karena mengajar adalah bagian dari
tugas pendidik, seorang pengajar hanya melakukan proses pemberian materi
pelajaran atau dengan redaksi kata lain “melakukan transfer ilmu” kepada
murid-muridnya dan indikator keberhasilan tertinggi (prestasi) seorang pengajar
adalah ketika orang yang diajari (murid) paham betul dengan materi yang telah
diajarkannya. sedangkan pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan
materi pelajaran kepada murid saja, tetapi juga membentuk kepribadian seorang
anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36)
Secara harfiah berhasil dapat
diartikan sebagai penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Jadi, seseorang
dikatakan berhasil dalam
bertugas apabila ia telah menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Dapat diartikan juga guru yang
berhasil adalah guru yang dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
seorang guru dan dapat menyelesaikan tugasanya dengan baik
Menurut Dedi Supriyadi (1999)
menyatakan bahwa guru sebagai suatu profesi di Indonedia baru dalam taraf
sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum sampai
pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan
sebagai profesi yang setengah-setengah atau semi profesional.
Guru
yang baik memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan. Tuntutan
profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada
msyarakat. Secara khusus guru di tuntut untuk memberikan layanan professional
kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga guru yang
dikatakan profesional adalah orang yang memeiliki kemamapuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Suatu pekerjaan dalam hal ini
guru dapat menjadi profesi yang baik harus
memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu yang melekat dalam pribadinya
sebagai tuntutan melaksanakan tugas guru yang baik. Menurut Dr. Wirawan,
Sp.A (dalam Dirjenbagais Depag RI, 2003) menyatakan persyaratan guru yang baik
antara lain :
a. Menjadi
Guru yang Penuh
Penuh dalam pengertian pekerjaan
yang diperlukan oleh masyarakat atau perorangan. Tanpa pekerjaan tersebut
masyarakat akan menghadapi kesulitan. Guru merupakan pekerjaan yang mencakup
tugas, fungsi, kebutuhan, aspek atau bidang tertentu dari anggota masyarakat
secara keseluruhan.
b. Ilmu
pengetahuan
Untuk
menjadi guru yang baik diperlukan ilmu pengetahuan. Tanpa menggunakan ilmu
tersebuttugas guru tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Ilmu pengetahuan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai guru yang berhasil
c. Aplikasi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan pada dasarnya
mempunyai dua aspek yaitu aspek teori dan aspek aplikasi. Aspek aplikasi ilmu
pengetahuan adalah penerapan teori-teori ilmu pengetahuan untuk membuat
sesuatu, mengerjakan sesuatu atau memecahkan sesuatu yang diperlukan sebagai
guru yang berhasil hendaknya selalu mempersiapkan pembelajaran yang akan
dilakukan kedepannya secara matang agar siswa dapat menyerab ilmu yang
diajarkan dengan mudah dan berhasil dalam pembelajaran yang disampaikan.
d. Prilaku
Guru
Perilaku
guru yang berhasil yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu, bukan
perilaku pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan pribadi. Prilaku
profesional merupakan perilaku yang harus dilaksanakan oleh profesional ketika
melakukan profesinya sebagai seorang guru
Dalam menjalani profesi seorang
guru yang ingin dikatakan berhasil maka ada beberapa sifat khusu yang harus
dimiliki oleh seorang guru yang antaralain adalah:
a. Jika
praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat
terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai
penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada
diri murid terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi
yang mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.
b. karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama
bagi setiap orang alim(berilmu),
maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya
itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW.yang mengajar ilmu hanya karena
Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian
pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan
sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada
muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi
peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT.Namun hal ini bisa terjadi jika
antara guru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas
pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain
sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh,
segala sarana yang mendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar,
serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit,
maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan
imbalan kesejahteraan yang memadai.
c. seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga
sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya.Ia
tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum
menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu
berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah
mendekatkan diri kepada Allah SWT,.Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan
hal-hal yang bersifat keduniaan.Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan,
perselisihan dan pertengkaran dengan sesama guru lainnya.
d. dalam
kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus
dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan
ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan
muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang
memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika
keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi
terlaksananya pengajaran yang baik.
e. seorang
guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di
hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran
dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela
ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya.Kebiasaan seorang guru
yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir,
adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)
f. seorang
guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi
yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan
tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali
menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas
kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran
yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan
rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th:51)
g. seorang
guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di samping memahami
perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat,
tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.Kepada
murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan
hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya.Jika hal ini tidak dilakukan
oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan
ragu-ragu
h. seorang
guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang
diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa.Dalam
hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya.
Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan
wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya
akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia
tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.
i. guru
melakukan evaluasi (proses mengukur dan menilai) terhadap siswanya harus
objektif. Tidak membedakan murid karena jabatan orang tua atau sanak famili,
karena hal itu akan mengakibatkan pembicaraan miring diluar dan juga menjadi
kesenjangan sosial terhadap teman-temannya yang lain. Maka dari itu, siapapun
dia harus diberikan pengajaran dan pendidikan yang sama dengan punishment (hukuman) dan reward (penghargaan) yang “tepat”.
j. guru
rela mengakui kesalahan yang diperbuat.Guru juga manusia biasa, yang tak
sempurna dan pernah salah.Ketika guru mengatakan sesuatu yang memang pada
kenyataannya salah, maka guru wajib meminta maaf atas perkataannya itu dan
jangan sampai guru berkeras hati mempertahankan bahwa dirinya selalu benar.Hal
ini bertujuan agar sifat tawadduk dalam diri guru terus tumbuh dan tidak dicap
bahwa guru adalah orang yang takabbur/tinggi hati atau sombong dengan profesi
yang dilakoninya.
Guru yang berhasil
memiliki cirri-ciri atau kreteria yang harus ada pada guru yang akan dikatakan
berhasil yaitu:
a. Diteladani,
disegani, dicintai, dan dihormati oleh murid-muridnya
b. Ikhlas
dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi manfaat
yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka
kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu
c. Tidak
berperilaku yang menakutkan, tidak bersikap kasar, senantiasa menyayangi
murid-muridnya dan mereka pun menyayanginya
d. Tekun
memperdalam bidang keahlian dan perhatiannya, menonjol dibidangnya, dan
menguasai seluruh materinya dengan baik
e. Rajin
mengkaji, berwawasan luas, mengenal baik adat bdan budaya masyarakatnya, dan
memahami betul permasalahan-permasalahan ummatnya
f. Bersemangat
dalam menyampaikan ilmu, memberi motivasi kepada murid-muridnya, dan selalu
ramah dan ceria dihadapan mereka
g. Tertib,
tepat dalam janjinya, dan rapi dalam setiap pekerjaannya
h. Menjauhi
hal-hal yang syubhat (meregukan), meninggalkan setiap perilaku yang buruk, dan
bersifat terpuji dalam segala hal
i. Tidak
larut dalam canda, kelalaian, kebodohan, perkataan kotor, dan hanya bertutur
kata dengan lembut dan santun.
BAB III
PENUTUP
Dari sepuluh sifat khusus yang
harus ada dalam diri seorang guru, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru
adalah contoh dan teladan yang baik bagi murid-muridnya, ketika guru memberikan
sesuatu yang baik maka baik pula anak muridnya dan sebaliknya ketika guru
memberikan contoh yang buruk, kelak buruk juga akhlak murid.
Demikian dari saya, semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangsih keilmuan untuk kemajuan pendidikan
kita, dan semoga semua calon guru dan guru di Indonesia dapat selalu
memberikan yang terbaik untuk muridnya dan membantu mereka meraih cita-cita
masa kecilnya. Mohon maaf atas kekeliruan dan terimakasih telah membaca.
Daftar Pusataka
Ramayulis, Didaktik Metodik, Padang :
Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, 1982.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta
: Kalam Mulia, Cet. II, 1998
De Bono, E. (1991).Taktik dan Kiat Ilmu Sukses, Alih bahasa
oleh Agus Maulana.Jakarta: Bina Aksara.
Suharnan (1997), Pemberdayaan
masyarakat global dalarn kerangka pemikiranpsikologis. Anima, jurnal
Psikologi Indonesia, 12, 290-295.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar